Indah larik pelangi, seusai hujan membuka hari
Samar dirajut mega, garis wajahmu lembut tercipta
Telah jauh kutempuh perjalanan
Bawa sebentuk cinta, menjemput impian
Desau rindu meresap, kenangan haru kudekap
Semakin dekat tuntaskan penantian
Kekasih, aku pulang
Menjemput impian
Kau dan aku, jadi satu
Arungi laut biru
Tak kan ada yang kuasa
Mengusik haluannya
Kau dan aku, jadi satu
Sambut datangku
Sekian lama waktu telah mengurai makna
Cinta kita gemerlap terasah masa
‘Kan kubuat prasasti, dari tulusnya janji
Walau apa terjadi, tetap tegak berdiri
Kau dan aku jadi satu
Bersama kita jemput impian
Setelah 20 tahun berkarya di blantikan musik Indonesia, hari ini, 26 November 2010 KLA Project bakal menggelar konser bertajuk EXellentia. Grup musik ini pun akan mengeluarkan album ke- 10, sekaligus menandai kehadiran mereka kembali setelah sepuluh tahun tidak merilis album.
Lirik diatas berjudul menjemput impian, dari album KLAkustik, album terakhirnya sepuluh tahun lalu.
Saya bukan KLAnese, namun saya menggemari lirik2 lagu dari kelompok yang digawangi Katon Bagaskara, Romulo ‘Lilo’ Radjadin dan Adi Adrian ini. Kisah sederhana yang dibungkus dengan lirik yang penuh nuansa sastra dan puitis meresap dalam hati penggemarnya.
Lagu-lagu Kla selalu mengingatkan saya pada satu masa, dimana kasih dan sayang terbina dalam rentangan jarak yang terbentang. Tidak mudah membina relasi jarak jauh, tapi apa mau dikata kehidupan harus tetap dijalani. Rindu, kangen dan rasa2 lainnya biarlah menjadi gerinda pengasah doa penghapus dosa.
Mendesah lembut angin membawa butiran hati lara
Ternyata meraih kesempatan, tak semudah kusangka
Kau setia menunggu lelaki kecil menantang hidup
Kau sertakan do’a, seolah mantra menjelma nafasku
LDR kata orang memang gampang2 susah, dibuat gampang ringan kita menjalankannya tapi kawatir ke-‘bablasan’, sementara kalo dibuat susah, dipikir pikir malah sengsara sendiri, sementara itu kehidupan harus terus berjalan. “yaaa,
dijalani saja” begitu kira2 jawabannya. Jawaban netral tapi berkesan putus asa. Jaman sekarang banyak cara untuk sekedar “mendekatkan yang jauh”, jalur komunikasi banyak sekali pilihannya, bahkan yang gratisan. Tapi, relasi antarinsan, apalagi suami-istri seperti yang saya alami tidak sekedar menjaga komunikasi tetap intens, mengekspresikan rasa juga menjadi bagian penting, selain juga tentu saja arti kehadiran.
Kau setia menunggu lelaki kecil menantang hidup
Kau sertakan do’a, seolah mantra menjelma nafasku
Memendam tanya seg’ra terucap
Belahan jiwa apa kabarmu
Kuharap s’lali tetap kau jaga
Tumbuhan cinta yang di ladang kita
Aku … jauh di sini menggapai cita
Hingga … satu saat pasti ku kan kembali
Tidak ada yang bisa menjamin kelanggengan suatu hubungan, jarak dekat maupun jauh menjadi sama saja. Hubungan jarak dekat tidak menjamin hubungan yang hangat maupun komunikasi akan berjalan lancar. Bahkan pasangan yang tiap hari tidur bareng berpuluh puluh tahun pun masih ada risiko bercerai.
Tinggal bagaimana kita sebagai pasangan membina optimisme tetap hadir ditengah-tengah keluarga.
LDR pun bisa pula menjaga keintiman, kepercayaan, dan komitmen seperti pasangan kebanyakan. Terkadang, jarak membuat cinta semakin tumbuh di hati, betul khaan!!
Kan kujemput dikau Sang Putri, pada saatnya nanti
Berkereta kencana kubawa pergi, ‘tuju istana di sana ku bertahta